Senin, 13 Mei 2013

AKU TEMAN MU DAN AKU JUGA ORANG PERTAMA YANG MEMBENCIMU




‘Hei setiap orang punya cerita kan? Namun tentu saja tidak semua patut untuk ditulis. Hanya cerita yang menarik saja yang perlu ditulis dan dibuku-kan hingga setiap orang dapat membaca kisahnya. Aku, aku adalah seseorang yang ceritanya pantas untuk ditulis dan telah dibuku-kan, namun hanya perlu dikenang. Dan, inilah ceritaku….

-

-

“Tika selamat ya kamu berhasil menjadi juara umum disekolah untuk yang kesekian kalinya”


“Tika, selain cantik kamu juga sangat pintar!”


“Tika, mau ya menjadi pacar~ku?”


-

Tika, Tika, Tika. Hah… aku sungguh bangga menjadi salah satu temannya. Iya, aku adalah salah satu temannya. Perkenalkan namaku Sheila dan aku adalah salah satu teman dari Tika yang hebat itu. Menurut kalian aku berlebihan? Oh tidak, aku mengatakan yang sebenarnya. Tika temanku itu memang gadis yang hebat. Bayangkan saja, selain cantik Tika juga memiliki banyak kelebihan. Dia adalah gadis yang sangat pintar. Bagaimana tidak? Dia adalah juara umum di sekolah selama 2 tahun berturut-turut! Hah.. berbeda sekali denganku yang hanya masuk urutan 156 dari 200 siswa diangkatanku. Selain itu dia juga tidak sombong, dia sangat ramah pada siapa pun. Termasuk padaku. Dia adalah tipikal gadis yang sangat diidamkan para anak lelaki disekolah ini. Hebat bukan?



~oOo~



Aku bangga, ya aku memang bangga pada temanku Tika. Aku juga begitu kagum pada sosoknya yang amat menginspirasiku. Semenjak aku berteman dengannya aku berniat untuk berubah menjadi lebih baik agar aku bisa sepadan dengan Tika. Aku mulai rajin belajar. Aku mulai berusaha agar aku bisa mendapat nilai yang bagus. Aku mulai melakukan segala hal agar aku bisa terlihat sama seperti Tika. Bergaya seperti Tika. Berbicara seperti Tika. Bahkan hingga cara makan pun aku lakukan seperti Tika.



Aku suka semua ini. Setelah selama ini aku hanya menjadi gadis nerd teman sang superstar, kini aku berhasil menjadi sang superstar. Aku bukan lagi gadis biasa, namun aku sudah menjadi gadis luar biasa. Itu menurutku.



~oOo~



Tak terasa sekarang aku sudah berada di tingkat akhir sekolah menegah atas. Minggu depan adalah ujian akhir untuk kelas 3. Kali ini aku semakin berambisi untuk menjadi yang pertama. Aku ingin bisa mengalahkan Tika temanku, atau mungkin bisa dibilang mantan temanku. Yah.. karena kepopuleran yang kuterima sekarang hubungan ku dan Tika mulai mereggang, mungkin karena dia merasa kali ini dia memiliki saingan yang sepadan dengannya. Haha.. aku sungguh puas melihat tatapan sinisnya terhadapku tiap kali kita berpapasan. Lihat saja dengan cara apapun aku yakin aku bisa mengalahkanmu di ujian kelulusan kali ini. Kita lihat saja, sebentar lagi akan ada sang juara baru di sekolah ini.



-



Ujian kelulusan kali ini dilaksanakan selama 3 hari. Aku sungguh percaya diri dengan kemampuanku selama ini. Aku yakin aku pasti bisa mendapatkan nilai sempurna untuk ujian kali ini. Aku akan melakukan apapun untuk bisa menjadi yang pertama!



Aku sungguh terkejut. Kenapa? Kenapa ujian kali ini sungguh sulit? Aku yakin sudah mempelajari materi ini semalam. Tapi kenapa? Kenapa aku tidak tahu apa jawabannya? Aku harus bagaimana? Aku tidak mau menjadi yang kedua! Aku tidak mau menjadi terbaik kalau itu bukan yang pertama! Aku harus melakukannya! Yah aku harus melihat buku! Aku tidak mungkin mempercayai murid di ruangan ini. Mereka semua tidak lebih pintar dariku. Aku hanya bisa mempercayai buku panduanku!



“SHEILA! APA YANG KAU LIHAT DIBAWAH KOLONG MU?”



Brakkk..



Buku yang kupegang seketika terjatuh. Aku begitu panik hingga tak menyadari aku menjatuhkan buku yang sedang kupergunakan untuk mencotek.


‘Sstt… jadi selama ini Sheila itu mencotek?’


‘Pantas saja, aku memang tidak percaya dia bisa pintar secara tiba-tiba’


‘Tentu saja. Dia itu kan bodoh, mana mungkin peringkatnya bisa langsung melesat kalau bukan karena mencotek’


‘Licik’


‘Sungguh cara yag menjijikan’


Aku mendengarnya. Aku mendengar apa yang mereka semua katakan padaku. Hikss.. tidak bisakah mereka percaya padaku kalau selama ini aku memang berjuang dengan kemampuanku sendiri? Ini pertama kalinya aku mencontek dan kalian dengan teganya berpendapat seperti itu? Kenapa kalian tidak bisa memandangku? Kenapa kalian hanya bisa menganggap ku sebagai bayangan dari Tika? Aku juga mampu! Aku mampu menjadi yang terbaik! Namun sepertinya percuma. Apapun yang kulakukan aku memang sepertinya tidak bisa mengalahkan Tika. Aku benci! Aku benci pada diriku. Tapi aku lebih benci pada Tika! Ini semua salahnya. Ya, ini semua memang kesalahannya. Kalau bukan karena dirinya yang menyilaukan, aku tak mungkin berubah menjadi Monster! AKU MEMBENCIMU TIKA!



~oOo~



15 tahun kemudian


Prok prok prok prok…….


Disinilah aku sekarang. Berdiri diatas sebuah panggung megah dengan begitu banyak sorotan lampu yang menyorot kearahku. Hanya kearahku. Aku membungkukan badanku dengan sepenuh hati. Aku berhasil! Aku berhasil menyelesaikan konser tunggalku yang kesekian kalinya dengan amat baik. Aku sorang pianis dunia sekarang. Aku telah berhasil menjadi yang terbaik. Terbaik, dalam arti bukan berarti aku bisa mengalahkan temanku Tika. Terbaik yang kurasakan adalah aku berhasil menjadi yang terbaik dimata orang-orang yang menyayangiku. Aku sadar apa yang kulakukan sebelum ini adalah salah. Aku dibutakan oleh ambisiku sendiri. Aku sadar, ternyata selama ini aku berusaha untuk menjadi orang lain. Aku menutup mataku terhadap bakatku sendiri di dunia seni hanya untuk bisa menjadi orang lain.



Aku bahagia atas hidupku sekarang. Dan aku tak pernah menyesal terhadap masa laluku, dan lagi akupun tak pernah menyesal pernah membenci Tika. Kalau boleh jujur, sampai sekarang pun aku masih membencinya. Kenapa? Tentu saja karena dengan membencinya saat itu aku bisa menjadi seperti sekarang. Rasa dendam dan benci itu tetap ada di hatiku sebagai kenangan. Kalian bertanya bagaimana dengan kehidupan Tika sekarang? Well, sekarang dia jauh lebih hebat. Dia tetap mampu menjadi lebih baik dari diriku. Sekarang dia jauh lebih popular. Dia telah menjadi model kelas dunia. Dia juga menjadi duta pendidikan, tentu saja karena otaknya yang cerdas.



Tapi…



Ada satu hal yang tidak dia miliki. Yaitu… cerita yang patut untuk di tulis, di bukukan, dan di kenang. Dan aku mantan bayangan dirinya punya sebuah cerita dan kisah yang patut ditulis, dan telah dibukukan, dan aku yakin akan dikenang bahkan sekarang telah aku ceritakan pada kalian.


END


Tidak ada komentar:

Posting Komentar